Teater Apakah Kita Sudah Merdeka ini digarapkan melalui naskah-naskah karya Putu Wijaya, seorang penulis drama, novel dan cerpen dari Indonesia yang sangat diangkat di tempatnya. Naskah-naskah yang akan diangkat pada teater kali ini adalah monolog “Demokrasi” dan “Merdeka”. Demokrasi mengisahkan tentang sebuah kampong yang dilanda musibah apabila tanah kampong mereka telah dirampas untuk pembangunan. Dek kerana ditindas, penduduk kampong telah mengambil keputusan untuk melakukan sebuah demonstrasi dan bantahan terhadap rampasan tanah tersebut. Namun pada akhirnya, demonstrasi mereka mengalami jalan buntu setelah ketua mereka telah menghilangkan diri dan meninggalkan mereka tergapai-gapai di dalam perjuangan mereka. Naskah Demokrasi ini menurut Tya Setiawati merupakan kritik Putu Wijaya dalam menyikapi persoalan demokrasi di Indonesia. Katanya lagi, “demokrasi hanyalah sebuah jargon atas nama kepentingan oleh segelintir orang yang berkuasa, ambisius, dan hipokrit, demokrasi menjadi sebuah kata yang dekat dengan politik konspirasi. Kata demokrasi dalam perspektif Putu Wijaya hanyalah sebuah wacana belaka, tidak ada implementasi yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi yang diagung-agungkan sebagai pondasi dalam melihat kepentingan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat kemudian mampu dibayar dengan uang dan kekuasaan. Siapa yang terpedaya dengan uang dan kekuasaan atas nama demokrasi, maka demokrasi tidak ada gunanya lagi dalam kehidupan, demokrasi sudah mati karena kita sendiri yang telah membunuh kata demokrasi tersebut.” Merdeka pula mengisahkan tentang seorang pejuang kemerdekaan yang berbangga dengan hasil titik peluhnya sehingga mewujudkan sebuah negara yang merdeka. Namun begitu, persoalan daripada cucunya telah membuatkan dirinya marah kerana telah memperlekehkan perjuangannya selama ini. Cucunya yang masih berada di bangku sekolah dan telah mula terdedah dengan akhbar-akhbar alternatif mula mempersoalkan erti kemerdekaan itu sendiri. Percubaan demi percubaan telah membawa pejuang ini kepada kata putus pengertian apa itu merdeka sebenar kepada cucunya. Cabaran pementasan Felix Agustus, pengarah teater apabila ditanya tentang cabaran utama persembahan teater kali ini adalah pada langkah mendapatkan pelepasan untuk mementaskan persembahan ini disebabkan terdapat beberapa proses penapisan dalam berkarya di Malaysia hari ini. Kata beliau juga, pada asalnya pelakon yang cuba dibawakan adalah dari Indonesia namun terdapat beberapa kekangan yang dihadapi. Namun begitu, karakter yang ada pada hari ini senang dibentuk kerana mereka sendiri berpengalaman mengalami perkara ini. Oleh itu, ianya banyak membantu mengembangkan pergerakan cerita, tambah Felix. Pementasan ini dimainkan oleh Suhail Wan Azahar, seorang aktivis Mahasiswa, dan Nik Aqil, seorang anak muda yang berjiwa besar. Pementasan kali ini akan dicorakkan mengikut nuansa Malaysia, dengan penggunaan bahasa yang lebih baku, tetapi tetap dengan gaya yang akan dicorakkan oleh aktor. Teater Merdeka arahan Felix Agustus dibawah Lautre Club ini akan dipersembahkan pada 7-10 September 2017 nanti di Blackbox 1, TempatKita, North Concourse, Quill City Mall Kuala Lumpur. Tiket boleh didapatkan pada harga RM15 di talian 013-2790191. Sebarkan. Ayuh sokong, seni cerminan masyarakat!
Berjalankaki sebagai aktivitas fisik akan membantu seseorang menjadi lebih bugar, walau ia sudah rutin melakukan olahraga lainnya. Nah, agar kegiatan kita menjadi sesuatu yang berarti, cobalah perhatikan kecepatan langkah saat kita berjalan, agar bisa dihitung sebagai olahraga. Berjalan dengan langkah kaki cepat, sangat membantu untukJakarta - Apakah kita sudah merdeka. Mungkin jawaban ini seluruh orang bisa menjawabnya karena sudah diproklamirkan oleh Bapak Ploklamator kita. Secara tertulis memang kita sudah merdeka. Namun, secara realita kesehariannya kita masih belum 'merdeka'. Beberapa bukti kita belum merdeka secara utuh1. Kita masih belum bebas menggunakan Bahasa Indonesia di Negara sendiri. Dengan bukti banyaknya perusahaan asing yang berdiri di Indonesia mewajibkan semua pekerja yang akan dan berkerja di perusahaan tersebut menggunakan Bahasa Asing. Seharusnya Indonesia mengatur mereka bukan mereka mengatur Indonesia. Semestinya pemerintah bisa menerapkan peraturan semua usaha yang berdiri atas modal asing di Indonesia diwajibkan menggunakan Bahasa Indonesia. Ini merupakan suatu bukti kita masih terjajah. Kita tidak bebas menggunakan Bahasa Indonesia di negara Kita masih terjajah secara ekonomi. Ini dilihat dari sistem perdagangan kita. Barang atau sumber daya alam yang nomor 1 satu diekspor ke luar negri. Kualitas nomor 2 dua itu yang dikonsumsi oleh Indonesia. Bagaimana kita akan menjadi masyakat yang sehat, cerdas, kalau yang dimakan yang kualitas jelek. Pepatah yang cocok buat negeri ini adalah 'ayam mati di lumbung padi'. Kita memiliki semuanya tapi kita tidak bisa menikmatinya. Pemerintah bukan lagi pengayom masyarakat tapi preman pasar yang sedang meminta upeti kepada masyarakat. Jadi apa bedanya. Dulu kita dijajah bangsa asing, dan sekarang dijajah oleh bangsa sendiri. Apakah ini yang dinamakan merdeka. Salah satu akibat dari persoalan di atasa. Banyaknya pengangguran di mana mereka terhalang dengan namanya Bahasa Asing yang tidak memenuhi syarat. Kita bisa berguru ke Negeri Sakura di mana mereka menerapkan bahasa mereka dalam berbagai aspek kehidupan dalam Banyaknya para pencari kerja mengharapkan bisa menjadi PNS. Karena, itulah satu-satunya pekerjaan yang tidak meminta syarat banyak. Banyak hal lagi yang tidak saya sampaikan dalam tulisan ini. Mungkin suatu saat pemerintah kita bisa menyelesaikan semua permasalah yang melanda bangsa Taman Brawijaya III Jakarta 08197544812 msh/msh
Tuantuan sekalian, “Weltanschauung” ini sudah lama harus kita bulatkan di dalam hati kita dan di dalam pikiran kita, sebelum Indonesia Merdeka datang. Idealis-idealis di seluruh dunia bekerja mati-matian untuk mengadakan bermacam-macam “Weltanschauung”, bekerja mati-matian untuk me”realiteitkan” “Weltanschauung” mereka itu.
BESOK adalah hari kemerdekaan negara kita tercinta, Indonesia, yang ke-68 tahun. Meskipun di televisi dan koran yang sering kali menjadi headlines adalah pejabat demi pejabat tertangkap KPK, dan di pengadilan terbukti bersalah, kita harus tetap merasa bersyukur bahwa kita berada di sebuah negara yang sudah yang saya maksud di sini adalah bahwa negara kita sudah diakui dunia sebagai negara yang berdaulat, sejak 17 Agustus 1945. Akan tetapi, apakah negara kita sudah benar-benar ”merdeka”? Pertanyaan ini sering kali menjadi pertanyaan sindiran politikus maupun mahasiswa, dan aktivis terhadap kinerja pemerintah. Negara kita yang begitu kaya atas hasil laut, tetap harus mengimpor ikan tuna yang notabene ditangkap di perairan kita sendiri?Negara yang luas ini juga harus mengimpor buah-buahan dari Thailand? Semua yang dilakukan pemerintah pasti punya alasan sendiri. Mereka punya analisis sendiri. Saya yakin semua itu dilakukan bukan semata mencari ”gampangnya” saja. Tapi saya juga cukup yakin, kalau mau berusaha... mungkin 5–10 tahun dari sekarang negara kita bisa swasembada pangan. Beberapa hal masih tetap harus impor, tidak masalah, tapi bukan semuanya impor. Kenapa saya bilang 5–10 tahun lagi?Karena memang hasil yang maksimal tidak akan pernah bisa kita rasakan secara instan. Mana ada sukses yang instan? Semua butuh proses. Ketika dalam proses itu, harus ada kesungguhan untuk menjalaninya, demi sebuah pencapaian yang maksimal. Itu tentang negara kita yang besok ulang tahun ke-68. Bagaimana dengan diri Anda? Apakah Anda sudah ”merdeka”? Untuk sebuah negara yang belum diakui kedaulatannya, tujuan mereka untuk merdeka adalah untuk diakui seluruh dunia bahwa negara tersebut sudah secara hukum ”eksis” di peta jelas, arti merdekanya pun jelas. Nah, kalau untuk Anda, sudah tahu belum apa arti merdeka untuk diri Anda? Mungkin untuk anak remaja, arti merdeka bagi mereka adalah ketika mendapatkan kepercayaan oleh orangtuanya untuk boleh bermain dengan teman-temannya. Untuk mahasiswa, mungkin arti merdeka buat mereka adalah ketika mereka bebas memilih jurusan yang mereka para pekerja kantoran, merdeka untuk mereka adalah ketika mereka dipercaya oleh atasan untuk menggunakan kreativitasnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikannya. Bagi entrepreneur, mungkin arti merdekanya adalah ketika mereka bisa bebas pergi dan pulang kantor jam berapa pun yang mereka inginkan, dan bebas mengambil keputusan apapun untuk perusahaan hanyalah daftar contoh-contoh arti merdeka bagi mereka masingmasing. Bagi saya, arti merdeka adalah financial freedom, di mana saya tidak lagi perlu untuk berpikir dan bekerja demi menghasilkan uang untuk kebutuhan keluarga, pendidikan anak, dan gaji karyawan yang ada di perusahaan-perusahaan saya selamanya. Uang memang bukan segalanya, tapi kita harus sadari bahwa uang itu kita hidup di dunia yang memerlukan uang untuk bisa melangsungkan hidup kita. Untuk tinggal, kita butuh rumah. Untuk makan, kita butuh makanan. Kita butuh baju. Kita butuh kendaraan transportasi untuk bepergian. Kita butuh hiburan. Dan semua itu hampir tidak ada yang gratisan. Kita butuh uang untuk membeli atau membayar itu semua. Kalau kita mampu meraih yang namanya financial freedom, di mana kita tidak lagi perlu bekerja dengan tujuan mencari nafkah, kebayang kan bahwa hidup kita bisa lebih ”sesuai dengan apa yang kita inginkan”?Mungkin Anda berpikir, ”Wah, kalau saya sudah tidak perlu bekerja dan uang mengalir masuk terus, saya akan A, B, C, D – Z”. Apakah ini salah? Tidak. Keinginan setiap orang berbeda. Apa yang membuat seseorang bahagia pun berbedabeda. Saat ini, saya sendiri belum ”merdeka". Saya masih harus terus berjuang untuk membesarkan perusahaan-perusahaan yang telah saya lahirkan bersama dengan mitra-mitra bisnis belum mampu untuk tidak melakukan apa-apa, atau berkeliling dunia tanpa harus memikirkan bagaimana caranya agar uang terus mengalir ke dalam kas saya dan kas perusahaan. Yang pasti, setiap kali saya ”bermimpi” kalau suatu saat saya bisa mencapai financial freedom, saya ingin bisa lebih fokus ke lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial yang ada. Jadi bukan hanya berbagi lewat uang, tapi juga lewat ide, tenaga, dan saat ini saya sudah banyak melakukan kegiatan sosial, tapi menurut saya belum cukup. Saya merasa belum puas. Saya merasa bahwa apabila saya sudah mencapai financial freedom, saya akan mampu lebih banyak lagi berbagi. Itu yang saya inginkan. Anda pernah membaca buku Robert Kiyosaki yang judulnya Rich Dad Poor Dad? Ini buku yang membuat saya mulai merencanakan financial freedom saya di tahun itu saya menjabat sebagai General Manager Oakley Indonesia, dan saya untuk kali pertama menjadi ikut menanam modal dan menjadi shareholder di perusahaan yang saya ciptakan bersama mitra bisnis saya, Rudhy Buntaram. Lahirlah PT Jakarta International Management. Sejak saat itu, saya bersama mitra-mitra bisnis saya lainnya sudah membangun beberapa yang bertahan hingga sampai sekarang, ada juga yang bangkrut. Belasan unit bisnis yang kami bangun di bawah naungan perusahaan-perusahaan tersebut juga tidak semuanya berjalan mulus. Ada yang semakin berkembang, ada yang masih kerdil, bahkan juga ada yang sudah ditutup. Semua ini saya lakukan, karena memang tujuan saya adalah untuk memiliki financial freedom. Di buku Rich Dad Poor Dad, yang saya jalankan ini masuk ke dalam kuadran ”B” = buku itu juga dijelaskan bahwa financial freedom bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki bisnis dan atau memiliki investasi saham, sewa-menyewa properti, dan sebagainya. Bagi pekerja kantoran maupun self employed dokter, MC, pembicara, mereka akan selamanya harus terus bekerja untuk mendapatkan uang. Salah satu deskripsi ”merdeka” atau yang saya maksud dengan financial freedom di sini adalah ketika kita memiliki passive income yang melebihi dari kebutuhan kalau misalnya pemasukan dari royalti buku dan kos-kosan yang disewa-sewain Rp100 juta/bulan, sementara kebutuhan hidup sehari-harinya hanya Rp5 juta, ini baru ”merdeka”, menurut saya. Nah, apa merdeka menurut Anda? Coba renungkan deh. Arti merdeka buat Anda sama dengan apa tujuan yang ingin Anda capai. Kalau Anda tidak tahu apa arti merdeka untuk Anda, berarti Anda saat ini setiap hari hanya menjalankan rutinitas saja. Hidup Anda kemungkinan besar tidak memiliki enak sih hidup seperti itu? Menurut saya, apa pun arti merdeka buat setiap orang pastinya berbeda-beda, dan tidak ada yang salah. Negara kita sudah merdeka, dengan segala kekurangannya. Apakah Anda sudah merdeka, atau setidaknya, apakah Anda sudah sedang berjuang demi kemerdekaan hidup Anda? See you ON TOP!BILLY BOEN CEO PT YOT NusantaraDirector PT Jakarta International ManagementShareholder, Rolling Stone billyboenPenulis Buku ”Young On Top”, ”TOP Words”, dan ”TOP Words2”
PengertianFinansial – Pasti banyak dari kita yang sudah tidak asing lagi dengan apa itu finansial. Sebab, hampir dimana saja, istilah yang satu ini sering diucapkan. Terlebih oleh orang-orang yang bergelut di bidang ekonomi. Jadi, finansial adalah sebuah istilah yang ada di dalam sektor ekonomi dan juga pembahasan mengenai keuangan. Banyak yang mendefinisikan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tulisan ini untuk melengkapi sekaligus merespon tulisan saya sebelumnya Baca Merdeka Bangsaku, Medeka Kaki dan PerutkuJudul tulisan ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab dengan gamblang. Apakah kita sudah merdeka, tergantung pada diri pribadi kita masing-masing. Banyak tolok ukur kemerdekaan menurut saya orang yang awam ini. Merdeka dalam sandang, merdeka dalam pangan, merdeka dalam pendidikan, merdeka dalam pekerjaan, merdeka dalam keuangan, merdeka dalam berusaha, merdeka dalam beribadah sesuai agama, merdeka berpendapat, merdeka bertetangga dan banyak lagi indikator merdeka merdeka yang lain. Sebagai orang yang bertanggung jawab dapat saya jawab bahwa belum sepenuhnya kita mendapatkan kemerdekaan dalam setiap aspek yang disebut di atas. Namun setidaknya kita telah sedang menuju kepada kemerdekaan itu sendiri. Anda berpakain kan? Anda makan setiap hari kan? Anda yang membaca tulisan ini saya yakini minimal berpendidikan bukan? Anda memiliki uang bukan? Anda bebas melakukan usaha bukan? Anda bebas beribadah menurut agama anda bukan? Anda bebas berpendapat bukan? Tetangga Anda baik baik dan tidak menggangu bukan?Kalau mayoritas jawaban anda adalah "YA", maka sejatingya kita telah sedang mereguk kemerdekaan itu. Itu tidak bisa kita pungkiri. Maka bohong besar kalau ada orang yang bilang bahwa kita belum merdeka. Memiliki banyak kekurangan dan tantang dipastikan iya. Namun jangan dustai diri anda dengan mengatakan bahwa kita belum merdeka. Malah menghujat berbagai pihak termasuk menyalahkan pemerintah yang telah berusaha dan bekerja keras menghela bangsa ini untuk kemajuan kemajuan di berbagai sangat bangga menelisik berbagai kemajuan yang telah dicapai bangsa ini. Mulai dengan maraknya pembangunan jalan tol, pembangunan bendungan di banyak daerah, pembenahan instansi instansi pemerintahan, perbaikan Badan Usaha Milik Negara BUMN, cobalah lihat pegawai pegawai BUMN sekarang dan bandingkan dengan kondisi yang lalu, amati Aparat Sipil Negara ASN, Amati gedung gedung dan instansi pemerintah, semua bergerak menuju titik yang sama. Perbaikan. Saya adalah pengamat yang diam diam mengamini dalam hati secara pribadi akan terjadinya perbaikan dan perubahan pada berbagai aspek bangsa ini. Banyak hal yang saya lihat dan kagumi terkait perubahan perubahan yang terjadi dalam bangsa kita. Kebetulan oleh karena tugas sering bepergian, saya mengamati beberapa aspek kehidupan kita semua menuju titik yang sama, yakni perbaikan yang massive dan hal di atas sungguh membanggakan saya secara pribadi. Ketika mencoba menaiki LRT di Palembang awalnya masyarakat masih enggan berubah dari moda trasnportasi konvensional ke moda transportasi berbasis rel. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya AtWxJN.